BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Sebagian pakar komunikasi mengatakan bahwasannya
komunikasi adalah proses mengirimkan, menerima dan memahami gagasan dan
perasaan dalam bentuk peran verbal atau nonverbal secara disengaja atau tidak
disengaja.[1]
Kita bisa menyimpulkan komponen-komponen dalam proses
komunikasi yaitu:
1.
Kominikator,
tang di dalamnya mencakup faktor-faktor seperti keterampilan komunikasi,
sikap, pengetahuan, dan sistem sosial, serta pengaruh kultural, sosio kulrural
dan psiokultural, dalam komunikasi pembelajaran, guru adalah komunikator utama
di dalam kelas. Namun, ketika para siswa berdiskusi membahas satu topik, yang
ber bicara itu menjadi komunikator.
2.
Pesan,
yang disusun dengan elemen, isi, struktur tertentu yang merupkan hasil transformasi
dari pikiran/ gagasan/ perasaan dalam proses encoding yang dilakukan komunikator yang kemudian dicode oleh komunikan. Dalam komunikasi
pembelajaran, pesan adalah meteri pembelajaran yang mengandung muatan kognitif,
efektif, dan psikomotorik yang membuat semua pihak yang terlibat di dalamnya
untuk belajar.
3.
Media atau
saluran komunikasi yang di pergunakan untuk menyampaikan pesan yang di
cerap melalui panca indra. Dalam konteks komunikasi pembelajaran, media
komunikasi yang di pergunakan cukup beragam mulai dari media konversional
seperti papan tulis sampai dengan media berbasis teknologi seperti lcd projektor.
4.
Komunikan,
yang di dalamnya terkandung faktor-faktor seperti yang ada pada
komunikator. Dalam komunikasi pembelajaran, komunikan adalah para siswa yang
menjadi halayak komunikasi yang dilakukan oleh gurunya atau sesama siswa yang
mendengarkan paparan temannya.
5.
Efek,
yang merupakan akibat yang ditimbulkan dari kegiatan komunikasi yang biasanya
di rumuskan sebagai perubahan atau peneguhan sikap, pendapat dan perilaku.
Efekun adakalanya disebut sebagai tujuan komunikasi atau untuk menunjukkan
keberhasilan komunikasi. Dalam komunikasi pembelajaran, efek komunikasi brupa
penguatan/ peneguhan atau perubahan secara kognitif, efektif dan psikomotorik.
6.
Umpan balik,
merupakan respon komunikasi selama proses komunikasi berlangsung dari bisa
mengubah pesan komunikasi, media komunikasi atau komunikator. Umpan balik dalam
komunikasi pembelajaran misalnya dalam benti mengucapkan tangan untuk meminta
penjelasan lanjut atau memberikan pandangan yang berbeda dengan apa yang
disampaikan oleh komunikator.
7.
Gangguan
komunikasi, gangguan yang di pandang membuat komunikasi tidak efektif.
Gangguan komunikasi ini bisa berupa gangguan psikologis gangguan fisik atau
gangguan semantik dan gangguan mekanis. Gangguan dalam komunikasi pembelajaran
pada dasarnya sama dengan gangguan pada komunikasi lainnya, seperti gangguan
psikologis dalam bentuk konsentrasi belajar yang terpecah sampai dengan
gangguan kebisingan karena ada siswa mengobrol didalam kelas atau ada
kebisingan dari jalan raya.
8.
Lingkungan,
merupakan pemberi pengaruh pada proses komunikasi manusia karena proses
komunikasi tidak berlangsung di ruang hampa. Pada umumnya, lingkungan
komunikasi pembelajaran adalah lembaga-lembaga pendidikan formal dan non-formal
yang didalamnya terwujud kegiatan pembelajaran dengan budaya yang khas yang
dimiliki lembaga pendidikan.[2]
Proses komunikasi dapat di klasifikasikan berdasarkan
bentuk atau macamnya. Berdasarkan hasil analisis sistematis para ahli,
klasifikasi bentuk komunikasi dapat di bedakan berdasarkan prinsip, komponen
dan tehnik berkomunikasi yang di sesuaikan dengan interaksi komunikas di
lapangan. Diantara bentik atau macamnyaadalah:
1.
Komunikasi
tatap muka
Proses komunikasi ini di katakan juga sebagai komunikasi langsung (direct communication), yaitu ketika
berlangsung komunikasi antara komunikator dan komunikan saling berhadapan dan
saling meliahat, sehingga komunikator dapat memperhatikan respon (feedback) komunikasi saat itu juga. Komunikasi
ini sering di sebit sebagai komunikasi arus balik atau umpan balik, yaitu feedback-nya terjadi secara langsung.
2.
Komunikasi
interpersonal
Komunikasi
interpersonal ( interpersonal
communication) adalah kkomunikasi antar komunikator dengan komunikan (orang
perorang). Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah
sikap, pendapat dan perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis atau
percakapan arus baliknya bersifat langsung. Komunikatos mengetahui tanggapan
komunikan saat itu juga. Ketika komunikasi berlangsung komunikatos mengetahui
pasti, apakah komuunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau gagal.
Jika tidak, ia dapat berusaha untuk
meyakinkan komunikan saat itu juga. Karena iya dapat memberi kesempatan untuk
merespon kepada komunikan se luas-luasnya. Selanjutnya, untuk komunikasi inter
personal ini akan dibahas lebih luas dalam pembahasan tersendiri.
3.
Komunikasi
kelompok
Komunikasi
kelompok (groub communication)
didalamnya termasuk juga komunikasi tatap muka dan komunikasi langsung, karens
komunikstor dan komunikan berada dalam
situasi saling berhadapan dan saling melihat. Bentuk komunikasi ini sama
dengan komunikasi interpersonal, yaitu sama-sama menimbulkan arus balik
langsung. Perbedaannya jumlah komunikan yang terlibat dalam proses komunikasi.[3]
Dedy Mulyadi adalah seorang pakar komunikasi di
Indonesia merumuskan prinsip-prinsip komunikasi sebagai berikut:
1.
Komunikasi sebagai proses simbolik.
2.
Setiap perilaku berpotensi untuk berkomunikasi.
3.
Kominikasi memiliki dimensi isi dan imensi
hubungan.
4.
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat
kesenjangan.
5.
Komunikasi terjadi dalam konteks ruang waktu
sosial dan psikologi.
6.
Komunikasi melibatkan prediksi pederta komunikasi.
7.
Komunikasi bersifat sistemik.
8.
Komunikasi semakin efektif jika mirip latar
belakang budayanya.
9.
Komunikasi bersifat non sequential.
10. Komunikasi
bersifat prosedural, dinamis dan transaksional.
11. Komunikasi
bersifat irreversible.
B. Pengertian
komunikasi Islam
Komunikasi Islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan
oleh para pemikir Muslim. Tujuan akhirnya adalah menjadikan komunikasi Islam
sebagai komunikasi alternatif, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia.
Kesesuaian nilai-nilai komunikasi dengan dimensi penciptaan fitrah
kemanusiaan itu memberi manfaat terhadap kesejahteraan manusia sejagat.
Sehingga dalam perspektif ini, komunikasi Islam merupakan proses penyampaian
atau tukar menukar informasi yang menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi
dalam Alquran. Komunikasi Islam dengan demikian dapat didefenisikan sebagai
proses penyampaian nilai-nilai Islam dari komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan prinsip-prinsip komunikasi yang sesuai dengan Alquran dan Hadis.
C. Prinsip Komunikasi
Islam
Komunikasi Islam adalah proses
penyampaian pesan-pesan keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi
dalam Islam. Dengan pengertian demikian, maka komunikasi Islam menekankan pada
unsur pesan, yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara, dalam hal ini
tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa.
Pesan-pesan keislaman yang
disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam, meliputi
akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan). Soal cara (kaifiyah), dalam
Al-Quran dan Al-Hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi berjalan
dengan baik dan efektif. Kita dapat mengistilahkannya sebagai kaidah, prinsip,
atau etika berkomunikasi dalam perspektif Islam.
Kaidah, prinsip, atau etika
komunikasi Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan
komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan
sehari hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain.
Dalam berbagai literatur tentang
komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis gaya bicara atau
pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika
komunikasi Islam, yakni:
1.
Qaulan Sadida.
2.
Qaulan Baligha.
3.
Qulan Ma’rufa
4.
Qaulan Karima
5.
Qaulan Layinan, dan
6.
Qaulan Maysura.
D. Etika Komunikasi
dalam Islam
Dari sejumlah aspek moral dan etika
komunikasi, paling tidak terdapat empat prinsip etika komunikasi dalam Alquran
yang meliputi fairness (kejujuran),
accuracy (ketepatan/ketelitian),
tanggungjawab dan kesejahteraan. Dalam surah an-Nuur ayat 19 dikatakan:
إِنَّ
ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَٰحِشَةُ فِي ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمۡ
عَذَابٌ أَلِيمٞ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۚ
وَٱللَّهُ
يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ١٩
Artinya: Sesungguhnya
orang-orang yang ingin agar (berita), perbuatan yang amat keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di
akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.
Dalam masalah ketelitian menerima
informasi, Alquran misalnya memerintahkan untuk melakukan check and recheck
terhadap informasi yang diterima. Dalam surah al-Hujurat ayat 6 dikatakan:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن
تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٖ فَتُصۡبِحُواْ
عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ
نَٰدِمِينَ ٦
Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.
Alquran juga menyediakan ruangan yang
cukup banyak dalam menjelaskan etika kritik konstruktif dalam berkomunikasi.
Salah satunya tercantum dalam surah Ali Imran ayat 104:
وَلۡتَكُن
مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرۚ
وَأُوْلَٰٓئِكَ
هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤
Artyinya: Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung.[5]
E. Fungsi dan manfaat komunikasi
Dengan berkomunikasi, insya Allah, kita dapat menjalin
saling pengertian dengan orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi
yang sangat penting, di antaranya adalah:
1.
Fungsi informasi
Untuk memberitahukan sesuau (pesan)
kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2.
Fungsi ekspresi
Sebagai wujud ungkapan perasaan /
pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau
permasalahan.
3.
Fungsi kontrol
Menghindari terjadinya sesuatu yang
tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian
dan lain sebagainya
4.
Fungsi sosial
Untuk keperluan rekreatif dan
keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5.
Fungsi ekonomi
Untuk keperluan transaksi usaha
(bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
6.
Fungsi da'wah
Untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan
dan perjuangan bersama.
Banyak manfaat
yang dapat peroleh dengan berkomunikasi secara baik dan efektif, di antaranya
adalah:
1.
Tersampaikannya gagasan atau
pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.
2.
Adanya saling kesefamanan antara
komunikator dan komunikan dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari
salah persepsi.
3.
Menjaga hubungan baik dan
silaturrahmi dalam suatu persahabatan, komunitas atau jama'ah.
4.
Aktivitas 'amar ma'ruf nahi munkar
di antara sesama umat manusia dapat diwujudkan dengan lebih persuasif dan penuh
kedamaian.[6]
F. Manajemen komunikasi pendidikan islam
Di dalam Al-Qur’an
terdapat 3 ayat yang mengajarkan tentang komunikasi, yaitu Ali Imron: 138,
al-Rahman: 4, dan al-Qiyamah: 19. Misalnya dalam surah ar-Rahman berikut:
ٱلرَّحۡمَٰنُ
١ عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ ٢ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ ٣ عَلَّمَهُ ٱلۡبَيَانَ ٤
Artinya:
(Tuhan) yang
maha pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an, Dia menciptakan manusia. Dia
mengajarkannya (manusia) pandai berbicara/ berkomunikasi (QS. Ar-Rahman:1-4)[7]
Ada dua metode komunikasi yang
menimbulkan rasa antusias untuk berkomunikasi dan ada pula yang bisa membuat
orang menjadi jenuh dan membosankan pendengarnya, dan ini perlu kita hindari.
Tampaknya memang ada keterlibatan
faktor-faktor tertentu yang memengaruhi daya tarik komunikasi itu, yaitu
sebbagai berikut:
1. Pribadi
komunikan
2. Arti
Kata atau kalimat
3. Konsepdiri
4. Empati
5. Umpan
balik
Disamping itu, ada delapan prinsip
yang perlu di lakukan agarkomunikasi bisa dikerjakan dengan efektif, yaitu
sebagai berikut:
1. Berpikir
dan berbicara dengan jelas.
2. Ada
sesuatu yang penting untuk disampaikan.
3. Ada
tujuan yang jelas.
4. Penguasaan
terhadap masalah.
5. Pemahaman
proses komunikasi dan penerapan dengan konsisten.
6. Mendapatkan
empati dari komunikan.
7. Selalu
menjaga kontak mata, suara yang tidak perlu keras atau lemah atau menghindari
ucapan pengganggu.
8. Komunikasi
harus di rencanakan (apa pesan yang ingin di komunikasikan , siapa komunikan yang
dituju, buatlah sekenario yang jelas, dan hendaknya mempersiapkan diri agar
menguasai masalah).[8]
Dalam lembaga pendidikan islam,
kepala sekolah/ madrasah/ perguruan tinggi/ pesabtren dalam kapasitasnya
sebagai manajer seharusnya berupaya menerapkan komunikasi yanng benar-benar
efektif dengan terlebih dahulu mengkondisikan kualitas komunikator, komunikan,
pesan-pesan dalam komunikasi, lingkungan komunikasi, media komunikasi, dan
sebagainya.
Semua pengondisian ini untuk
melakukan komunikasi yang benar-benar mampu mengubah perilaku komunikan, baik
para tenaga pengajar,/ pendidik, karyawan, siswa/ mahasiswa/ santri, atau
siapapun yang sedang dalam posisi diajak berkomunikasi, termasuk juga
walimurid/ wali mahasiswa/ wali santri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagian pakar
komunikasi mengatakan bahwasannya komunikasi adalah proses mengirimkan,
menerima dan memahami gagasan dan perasaan dalam bentuk peran verbal atau
nonverbal secara disengaja atau tidak disengaja. Kita bisa menyimpulkan
komponen-komponen dalam proses komunikasi yaitu: Kominikator, Pesan, Media atau saluran komunikasi, Komunikan, Efek,Umpan
balik,Gangguan komunikasi, Lingkungan.
Kesesuaian
nilai-nilai komunikasi dengan dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi
manfaat terhadap kesejahteraan manusia sejagat. Sehingga dalam perspektif ini,
komunikasi Islam merupakan proses penyampaian atau tukar menukar informasi yang
menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi dalam Alquran. Komunikasi Islam
dengan demikian dapat didefenisikan sebagai proses penyampaian nilai-nilai
Islam dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan prinsip-prinsip
komunikasi yang sesuai dengan Alquran dan Hadis.
Komunikasi Islam adalah proses
penyampaian pesan-pesan keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi
dalam Islam. Dengan pengertian demikian, maka komunikasi Islam menekankan pada
unsur pesan, yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara, dalam hal ini
tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa. Kaidah, prinsip, atau etika komunikasi
Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan komunikasi, baik
dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan sehari hari,
berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain.
komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat
penting, di antaranya adalah Fungsi informasi, Fungsi ekspresi, Fungsi kontrol,
Fungsi sosial, Fungsi ekonomi, Fungsi da'wah.
Dalam lembaga pendidikan islam,
kepala sekolah/ madrasah/ perguruan tinggi/ pesabtren dalam kapasitasnya
sebagai manajer seharusnya berupaya menerapkan komunikasi yanng benar-benar
efektif dengan terlebih dahulu mengkondisikan kualitas komunikator, komunikan,
pesan-pesan dalam komunikasi, lingkungan komunikasi, media komunikasi, dan
sebagainya.
B.
Saran
Dengan adanya makalah
ini, diharapkan pada mahasiswa agar lebih mudah memahami secara mendalam
tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dikaji kedalam Managemen
Pendidikan Islam. Hal itu semua untuk membantu dan mempermudah pekerjaan
mahasiswa dalam memahami dari penjelasan diatas.
Daftar Pustaka
Yosal Iriantara,
Komunikasi Pembelajaran, Cet 1,
(Bandung: zremaja rosdakarya 2014).
Enjang, komunikasi
konseling, Cet 1, (Bandung: Nuansa 40619).
Mujamil Qomar, manajemen
pendidikan islam, (Penerbit Erlangaa).
http://etikaberkomunikasi.blogspot.co id.
[1]
Yosal Iriantara, Komunikasi Pembelajaran,
Cet 1, (Bandung: zremaja rosdakarya 2014) Hlm. 3.
[2]
Ibid, Hlm. 8-9.
[3]
Enjang, komunikasi konseling, Cet 1, (Bandung:
Nuansa 40619), Hlm. 23-24.
[4]
Ibid, Hlm. 25-29.
[5]
http://etikaberkomunikasi.blogspot.co id.
[7]
Mujamil Qomar, manajemen pendidikan islam,
(Penerbit Erlangaa), Hlm. 252.
[8]
Ibid, Hlm. 255-256
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.. Izin Copas Akhi..
ReplyDelete