Tuesday 27 December 2016

PERKEMBANGAN EMOSI PESERTA DIDIK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinyu dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati, (the progressive and continous change in the organism from birth to death. [1]
            Perkembangan merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ jasmaniahnya itu sendiri atau penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ fisik yang akan terus berlanjut hingga manusia mengakhiri hayatnya. Sementara itu pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai tingkat kematangan.
            Dengan demikian istilah pertumbuhan lebih cenderung merajuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Sedangkan istilah perkembangan lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus menerus sampai akhir hayat. [2]
            Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas maka penyusun akan menyusun makalah dengan judul ”Perkembangan Peserta Didik”.
B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian perkembangan emosional?
2.      Bagaimana ciri-ciri perkembangan emosional?
3.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional ?
4.      Bagaimana pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik indivudu?

C. Tujuan
              Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan pengertian perkembangan emosional.
2.      Menjelaskan ciri-ciri perkembangan emosional.
3.      Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional.
4.      Menjelaskan pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik indivudu.
















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Emosional
            Setiap individu pasti mengalami perkembangan emosional, semakin bertambah usia invidu maka semakin berkembang pula sisi emosionalnya. Emosi yang biasa dialami oleh seorang individu ialah berupa rasa senang, sedih, kesal, frustasi, rasa bersalah, terharu, rasa cinta, cemburu, takut, dan rasa khawatir.
            Menurut English and English emosi adalah “a complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular activities” artinya suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris.
            Sarlito Wirawan berpendapat bahwa emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).[3]
            Sedangkan perkembangan Menurut Reni Akbar Hawadi, perkembangan adalah proses perubahan dari potensi yang dimiliki oleh individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru, mencakup saat pembuahan sampai pada kematian.[4]
            Menurut Aliyah B. Purwakania, perkembangan menunjukkan adanya tahapan, pola, prinsip, aspek, dan faktor yang terlibat dalam perkembangan manusia.[5]
            Dari beberapa pengertian diatas dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa perkembangan emosional adalah proses perubahan dari potensi yang dimiliki oleh individu yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).        

B. Ciri-Ciri Perkembangan Emosional
            Hasil penelitian Izard menunjukkan bahwa bermacam-macam emosi muncul di berbagai kesempatan pada dua tahun pertama kehidupan anak. Beberapa saat setelah kelahiran, bayi dapat menunjukkan minat, perasaan sedih, muak, dan tersenyum. Eskpresi marah sudah dapat muncul saat anak usia 3-4 bulan, demikian juga rasa sedih dapat muncul saat anak usia 3-4 bulan. Rasa takut nampak pada usia 5-7 bulan yang di ikuti dengan timbulnya rasa malu dan perilaku malu-malu.
            Bayi juga dapat mengekspresikan perasaannya secara vokal. Bayi yang sehat akan mengeluarkan berbagai bentuk tangis lapar, sakit, manja, marah, dan lain sebagainya. Perkembangan emosi anak mencakup pencapaian serangkaian keterampilan dalam:
1. Mengidentifikasi dan memahami perasaannya sendiri.
2. Membaca dengan tepat dan memahami kondisi emosi orang lain.
3. Mengelola emosi dan mengekspresikan dalam bentuk yang konstruktif.
4. Mengatur perilakunya sendiri.
5. Mengembangkan empati pada orang lain.
6. Menjalin dan memelihara hubungan dengan orang lain.
            Perkembangan emosional adalah proses perkembangan mengerti dan memahami orang lain yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang pikirkan, di rasa, dan di inginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain tersebut tanpa “kehilangan” dirinya. [6]
            Pada masa ini anak menjadi lebih peka terhadap perasaan sendiri dan perasaan orang lain. Mereka dapat lebih baik mengatur ekspresi emosionalnya dalam situasi sosial dan mereka dapat merespons tekanan emosional orang lain. pada usia 7-8 tahun, rasa malu dan bangga mempengaruhi pandangan anak terhadap diri mereka sendiri. Secara bertahap anak juga dapat memverbalisasi emosi yang saling bertentangan. Selain itu anak mulai dapat melakukan kontrol terhadap emosi negatif. Anak-anak belajar tentang apa yang membuat mereka marah, sedih, takut, serta bagaimana orang bereaksi di dalam menunjukkan emosi ini dan mereka belajar mengadaptasikan perilaku mereka dengan emosi-emosi tersebut. Anak- anak yang lebih besar juga semakin mengetahui bahwa emosi dapat di tekan walaupun emosi tersebut masih tersisa.
            Anak-anak juga makin menyadari untuk menyesuaikan emosi dengan kultur mereka. Umumnya ungkapan emosional pada masa ini merupakan ungkapan yang menyenangkan. Anak-anak suka tertawa genit atau tertawa terbahak-bahak, menggeliat, mengejangkan tubuh, atau berguling-guling dilantai, dan pada umumnya menunjukkan pelepasan dorongan-dorongan yang tertahan. Untuk standar orang dewasa ungkapan emosional ini kurang matang, tetapi pada anak hal ini menandakan bahwa anak berbahagia dan anak memiliki penyesuaian diri yang baik.
            Santrock menyatakan bahwa ada beberapa perubahan atau peningkatan penting terkait dengan perkembangan emosional yaitu:
1. Peningkatan kemampuan untuk memahami emosi kompleks, misal: kebanggaan dan rasa malu.
2.  Peningkatan pemahaman bahwa mungkin saja seseorang mengalami lebih darisatu emosi dalam situasi tertentu.
3. Peningkatan kecenderungan untuk lebih mempertimbangkan kejadian-kejadian yang menyebabkan reaksi-reaksi emosi tertentu.
4. Penigkatan kemampuan untuk menutupi atau menekan reaksi emosional yang negatif.
5. Penggunaan strategi personal untuk mengalihkan perasaan tertentu, misal: mengalihkan atensi atau pikiran ketika mengalami emosi tertentu.[7]
            Emosi sebagai perasaan bergejolak di dalam individu disertai dengan perubahan perubahan fisiologis tubuh, misalnya: kontraksi-kontraksi otot, sekresi kelenjar-kelenjar tertentu, peredaran darah cepat, denyut nadi. Lain dari itu emosi dapat diklasifikasi dengan mempergunakan tiga dimensi perasaan menurut Wundt sebagai berikut:
1. Emosi takut, merupakan emosi darurat yang disebabkan oleh situasi yang membahayakan, manifestasi takut ini dapat tampak dari luarnya, misalnya: roman mukanya jadi pucat, keluar keringat dingin, dan gemetar.
2. Terkejut, emosi ini terjadi karena apabila seseorang menghadapi situasi baru dengan tiba-tiba, misalnya: anak-anak membaca surat kabar, tiba-tiba datangkah surat kawat tentang kematian ayahnya, maka terjadilah emosi terkejut dan sedih.
3. Marah, emosi ini terjadi karena keinginan seseorang terhalang atau terganggu oleh situasi lain.
4. Murung, hal ini sebagai variasi emosi marah. Tertawa atau tersenyum tidak tampak, terlihat muram,  dan cemberut.
5. Rasa lega, sebagai emosi karena sesuatu yang diinginkan dapat tercapai.
6. Kecewa, emosiini terjadi karena suatu keinginangagal atau tertunda.
7. Sedih nestapa, emosi ini terjadi karena peristiwa-peristiwa yang menyedihkan.
8. Asmara, rasa dorongan seksual memiliki bentuk-bentuk kelahiran tertentu, karena situasi dan tingkah laku yang khusus.
9. Benci, rasa tidak senang kepada oeranglain atau sesuatu yang tidak di sukai.
10. Gembira, ditandai dengan muka berbinar-binar, tertawa dan tersenyum.[8]
                 Mengenai ciri-ciri emosi ini juga dapat dibedakan antara emosi anak dengan emosi orang dewasa, yaitu sebagai berikut:
EMOSI ANAK
EMOSI ORANG DEWASA
1
Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba.
1
Berlangsunglebih lama dan berakhir agak lambat.
2
Terlihat lebih hebat dan kuat.
2
Tidak terlihat hebat dan kuat.
3
Bersifat sementara dan dangkal.
3
Lebih mendalam dan lama.
4
Lebih sering terjadi.
4
Jarang terjadi.
5
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya.
5
Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikannya.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosional
             Dalam sebuah penelitian, perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor kematangan dan faktor belajar. Kedua faktor tersebut memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain dan akan mempengaruhi perkembangan intelektual. Hal itu akan menghasilkan suatu kemampuan berpikir kritis, mengingat, menghapal, dan reaktif terhadap rangsangan.
          Dalam faktor belajar, terdapat metode-metode yang menunjang perkembangan emosi, diantaranya:
1. Belajar dengan coba-coba
          Dengan cara meniru dan mengamati hal-hal yang dapat membangkitkan emosi orang lain.
2. Belajar dengan cara mempersamakan diri
          Anak akan mempersamakan reaksi emosional orang yang ia kagumi dan memiliki ikatan emosional yang kuat.
3. Belajar melalui pengondisian
          Objek atau situasi yang mulanya gagal memancing reaksi emosional kemudian berhasil melalui metode asosiasi.
4. Belajar dibawah bimbingan dan pengawasan
          Anak diajarkan cara bereaksi yangdapat diterima jika suatu emosi terangsang.
          Banyak kondisi yang sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam hubungannya dengan  orang lain yang membawa perubahan untuk menyatakan emosi. Bertambahnya usia akan berpengaruh pada perubahan irama emosional seseorang.[9]
D. Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik Indivudu
          Pada sub-bab diatas telah dijelaskan bahwa emosi merupakan warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu, yang dimaksud warna afektif ini adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi situasi tertentu. Berikut ada beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu yaitu:
1. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
2. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak darikeadaan ini ialahtimbulnya rasa frustasi.
3. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara.
4. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
5. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
                 Sedangkan perubahan emosi terhadap perubahan fisik (jasmani) individu dapat dijelaskan dengan gambaran sebagai berikut:
1. Canon telah mengadakan penelitian dengan sorotan sinar “rentgen” terhadap seekor kucung yang baru selesai makan. Ia melihat bahwa perut besarnya aktif melakukan gerakan yang teratur untuk mencerna makanan. Kemudian dibawa ke depan kucing tersebut seekor anjing yang galak. Pada saat itu, Canon melihat bahwa proses mencerna terhenti seketika, dan pembuluh darah di bagian lambung mengkerut, disamping itu tekanan darahnya bertambah dengan sangat tinggi, ditambah lagi dengan perubahan yang bermacam-macam pada kelenjar-kelenjar seperti bertambahnya keringat dan kekurangan air liur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
JENIS EMOSI
PERUBAHAN FISIK
1. Terpesona
1. Reaksi elektris pada kulit
2. Marah
2. Peredaran darah bertambah cepat
3. Terkejut
3. Denyut jantung bertambah cepat
4. Sakit/marah
4. Bernapas panjang
5. Takut/tegang
5. Pupil mata membesar
6. Takut
6. Air liur mengering
7. Tegang
7. Terganggu pencernaan, dan otot-otot menegang  atau tremor.
8. Kecewa
8. Bernapas panjang
     Itulah beberapa gambaran perubahan emosi terhadap perubahan fisik (jasmani) individu.[10]





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Perkembangan emosional adalah proses perubahan dari potensi yang dimiliki oleh individu yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).
            Emosi sebagai perasaan bergejolak di dalam individu disertai dengan perubahan perubahan fisiologis tubuh, misalnya: kontraksi-kontraksi otot, sekresi kelenjar-kelenjar tertentu, peredaran darah cepat, denyut nadi. Lain dari itu emosi dapat diklasifikasi dengan mempergunakan tiga dimensi perasaan menurut Wundt sebagai berikut: Emosi takut, terkejut, marah, gembira, benci, asmara, sedih nestapa, kecewa, rasa lega, dan murung,
          Dalam sebuah penelitian, perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor kematangan dan faktor belajar. Kedua faktor tersebut memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain dan akan mempengaruhi perkembangan intelektual. Hal itu akan menghasilkan suatu kemampuan berpikir kritis, mengingat, menghapal, dan reaktif terhadap rangsangan.
Berikut ada beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu yaitu:
1. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
2. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak darikeadaan ini ialahtimbulnya rasa frustasi.
3. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara.
4. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.


[1] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung, PT Rosdakarya,2011), hlm.,15.
[2] Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta, Teras, 2012), hlm.,51.
[3] Syamsu Yusuf, Ibid. hlm.,114-115.
[4] Noer Rohmah, Ibid. hlm., 49.
[5] Wiji Hidayati dan Sri Purnami, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2008), hlm,. 7.
[6] Christina Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak, (Jakarta, Kencana,2012,), hlm.,147.
[7] Christina Hari Soetjiningsih,Ibid. hlm., 264-267.
[8] Ki Fudyartanta, Psikologi Umum I dan II, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2011), hlm., 338-339.
[9] Punyashellya, Perkembangan Emosi Pada Peserta Didik, (punyashellya.Wordpress.com), diunduh tanggal 7 september 2016, 13:43 WIB.
[10] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung, PT Rosdakarya,2011), hlm.115-116.

No comments:

Post a Comment