Tuesday 27 December 2016

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TIPOLOGI KEPRIBADIAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Kepribadian merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian-kajian, atau hasil temuan hasil praktik penanganan kasus para ahli. Objek kajian kepribadian adadlah human behavior, perilakumanusia, yang pembahasannya terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimanan perilaku tersebut.
            Hasil dan temuan para ahli ternyata beragam, sehingga melahirkan teori-teori yang beragam pula. Adanya keragaman tersebut sangat dipengaruhi oleh aspek personal (refleksi pribadi), kehidupan beragama, lingkungan sosial budaya, dan filsafat yang dianut oleh tersebut.
            Pembahasan tentang kepribadian atau tipologi manusia berdasarkan konstitusi akandi bahas dalam makalah ini secara terbuka dan jelas. [1]










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tipologi Manusia Menurut Hipocrates Galenus
            Tipologi ini dikenal dengan sebutan tipologi Hipocrates Galenus karena merupakan pendapat kedua tokoh tersebut, yaitu Hipocrates Galenus. Hipocrates merupakan seorang filsuf yang hidup pada masa Yunani Kuno, sedangkan Galenus merupakan orang yang meneruskan pendapat Hipocrates seinggapendapat keduatokoh itu kemudian digabung menjadi digabung menjadi tipologi Hipocrates Galenus.
            Hipocrates berpendapat bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat zat cair dengan sifat-sifatnya yang berlainan, yaitu darah yang bersifat panas, lendir bersifat dingin, empedu hitam bersifat basah, dan empedu kuning bersifat kering. Hipocrates dalam mengeluarkan pendapatnya terinspirasi daripendapat filsuf sebelumnya yangbernama Empedocles.
            Menurut Hipocrates sifat atau watak individu merupakan perwujudan dari sifat unsur yang paling dominan dalam dirinya, dicontohkan oleh Hipocrates seseorang memiliki unsur “darah” yang paling dominan dibandingkan dengan dengan unsur yang lain, orang tersebut memiliki watak cepat, periang, dan tidak stabil. Orang dengan tipe seperti ini oleh Hipocrates dinamai  sanguinis. Sedangkan individu yang bersifat mudah marah disebut tipe korelis karena adanya unsur yang paling dominan dalam dirinya dalah empedu kuning. Sementara orang dengan tipe melankolis memiliki sifat pesimis dan pemurung, hal ini dikarenakan dalam dirinya di dominasi oleh empedu hitam. Orang yang memiliki karakter lamban dan tidak mudah bergerak di sebut flegmatis karena unsur yang mendominasi adalah lendir. Guna memperjelas hal tersebut perhatikan tabel berikut.

Tipe manusia
Karakteristik
Penyebab dominan
Sanguinis
Ekspansif, lincah, cepat, periang, mudah tersenyum, optimis, dan tidak stabil.
Darah
Koleris
Garang, mudah marah, mudah tersinggung, serius, pendendam.
Empedu kuning
Flegmatis
Lamban, sadar, plastis, tenang, dingin, tidak mudah bergerak, tidak mudah terpengaruh.
Lendir
Melankolis
Pesimistis, pemurung, kaku, penakut.
Empedu hitam

Pendapat kedua tokoh tersebut membuka jalan para ahli untuk melakukan penyelidikan yang lebih mendalam tentang endocrine-tipe yaitu tipe-tipe manusia berdasarkan kelenjar-kelenjar dalam tubuh manusia. [2]
B.     Tipologi Manusia Menurut Franz Joseph Gall
            Hal yang mendasari gagasan Gall adalah otak merupakan organ untuk berpikir. Pikiran merupakan kumpulan berbagai unsur kemampuan atau potensi bawaan. Potensi dalam otak menempati bagian-bagian tertentu. Hal itu dapat terjadi karena otak bukan merupakan organ tunggal, melainkan kumpulan dari organ-organ yang masing-masing dihuni oleh potensi atau kemampuan tertentu.
            Ukuran organ dalam otak menentukan kekuatan potensi yang menempatinya. Bentuk otak ditentukan oleh perkembangan berbagai organ yang ada dalam otak tersebut. Tengkorak terbentuk mengikuti bentuk otak sehingga dataran otak dapat dibaca sebagai indeks sikap dan kecenderungan psikologi yang akurat.
            Menurut Gall terbentuknya kepribadian seseorang dapat ditelusuri dari  perkembangan tengkorak dengan segala isi yang ada di dalamnya termasuk otak. Ahli tersebut meyakini dengan melakukan pengukuran terhadap permukaan dan mempelajari keanehan bentuk tengkorak, orang akan dapat menemukan perkembangan bagian tertentu dari otak. Dari studi ini dapat disimpulkan potensi, sikap, kecerdasan, karakter yang menonjol pada diri pemilik otak yang bersangkutan.[3]
C.    Tipologi Manusia Menurut Sigaud
            Sigaud menyusun teorinya berdasarkan empat macam fungsi tubuh yaitu, motorik, pernafasan, pencernaan, dan susunan saraf sentral. Fungsi fisiologis manakah yang terkuat pada seseorang disitulah orang itu di golongkan, karena itu Sigaud juga menggolongkan manusia berdasarkan empat golongan.
1.      Orang yang kuat fungsi motoriknya termasuk orang yang muskuler, dengan ciri-ciri anggota badannya serba panjang berspir dan bersudut.
2.      Orang yang kuat pernafasanya termasuk tipe respitatoris dengan ciri-ciri bentuk dadanya membusung, wajahnya lebar.
3.      Orang yang kuat pencernaannya termasuk tipe yang digestif dengan ciri-ciri perutnya besar, pinggangnya lebar.
4.      Orang yang kuat susunan syaraf sentralnya termasuk tipe serebral dengan ciri-ciri langsing, tulang tengkorak bagian atas besar.[4]
D.    Tipologi Manusia Menurut Kretschmer
            Kretschmer menyusun tipologinya berdasarkan pada konstitusi fisis dan psikis. Berdasarkan konstitusi fisis manusia dibagi ke dalam empat tipe:
1.      Tipe piknis atau pyknoid dengan ciri-ciri dan bentuk badan berperawakan gemuk, serba bulat, serba penddek, perut genduk, wajah bundar, badan berlemak, dada berisi, memiliki sifat humor yang tinggi, gembira, dan optimis.
2.      Tipe asthenis dengan ciri-ciri dan bentuk badan berperawakan kurus, dada rata, kepala kecil, wajah sempit, anggota badan serba panjang, langsing, biasanya wataknya pemurung, kaku dalam pergaulan,dan mudah tersinggung.
3.      Tipe atletis dengan ciri-ciri campuran antara piknis dan asthenis. Bentuk tubuh atlet, realistis, memiliki watak ingin berkuasa, supel dalampergaulan dan ekstrovet.
4.      Tipe desplatis atau  hypoplastic dengan ciri-ciri dan bentuk badan berperawakan bentuk badan besar, tinggi sekaliatau pendek sekali, tipe seperti ini selamanya memiliki perasaan inferioritas.
      Sedangkan tipe manusia berdasarkan konstitusi psikis terbagi kedalam dua tipe:
1.         Tipe schizothym sifat-sifat yang menonjol yaitu, sukar bergaul, tidak banyak teman, dan egoistis.
2.         Tipe clycothym sifat-sifat yang menonjol ialah selalu berlawanan dengan manusia tipe schizothym.
     Menurut Kretschmer hubungan pasti kedua macam tipologi yang telah disusunnya itu terjadi antara jasmani dan rohani, menurutnya manusia merupakan makhluk monodualis psikhofisis yang pada dasarnya merupakan hakikat kehidupan manusia. Hubungan yang terjadi antara kedua tipe manusia tersebut hanya berlaku bagi orang yang telah berumur empat puluh tahun, karena pada masa ini orang tidak lagi mengalami perkembangan dan pertumbuhan badan.
     Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kretschmer, dari ke empat tipe manusia tersebut mengalami psychose persentasenya adalah:
-tipe pyknoid 12,8% schizophrenia.
-tipe leptosome 66% schizophrenia.
-tipe atletic 66% schizophrenia.
-tipe dypplastic 11,35% schizophrenia.
Ke empat tipe tersebut merupakan jenis penyakit jiwa yang berbahaya.[5]

E.     Tipologi Manusia Menurut William H. Shaldon
            William H. Shaldon mengemukakan penelitian yang dilakukanya tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia sebagai psikologi statis atau morfologi, hal itu merupakan bentuk keseimbangan alamiah antara komponen-komponen bentuk dan struktur manusia. Menurut Shaldon pemahaman mengenai konstruksi atau susunan tubuh manusia dapat dipakai sebagai jalan untuk memahami dinamika manusia seperti kegiatan bergerak, berpikir, merasa, dan bertingkah laku. Tipologi ini menilai bahwa struktur jasmani manusia merupakan hal utama yang berpengaruh terhadap pribadi seseorang.
            Faktor genetis dan biologis memainkan peranan yang penting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Saldon menyebutkan bahwa struktur biologis tersebut sebagai morfogenotipe (morphogenotype). Morfogenotipe berperran penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan fisik, tetapi juga dalam pembentukan keribadian atau tingkah laku. Shaldon mengukur morphogenotype dengan cara menyusun somatotype yaitu suatu engukuran tubuh-fenotip dengan menyimpulkan nilai-nilai umum dari berbagai sifat fisik hasil pengukuran fenotip.
            Kata morphogenotype berasal dari kata morfologi dan genotip yang artinya struktur, konstruk, dan susunan tubuh manusia yang ditentukan oleh keturunan. Genotip sejak dalam kandungan terus menerus berinteraksi dengan lingkungan, membentuk struktur, konstruk, dan susunan  tubuh yang daat diamati dan hal ni di namakan fenotip. Teori Shaldon ini daat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1.      Struktur Fisis Penentu Kepribadian
      Dalam hal ini Shaldon menentukan ukuran jumlah jasmaniah dari seseorang dalam kinerja ilmiah yang di tekuninya, ia berkeinginan bisa mendapatkan  biological identification tag. Shaldon berusaha mengukur morhogenotype walau secara tidak langsung dan yang utama bersandar pada phaenotype. Komponen penting yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian menurut Shaldon dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a.       Komponen Jasmani Primer
-Manusia tipe endomorpe
-Manusia tipe mesomorph
-Manusia tipe ectomorph
b. Komponen Jasmani Sekunder
          -Diplasia
          -Gynandromorphy
          -Aspek texture
2.      Analisis Kepribadian Menurut Shaldon
      Pada mulanya Shaldon mengatakan bahwa somatotip bersifat tetap atau konstan, akan tetapi ia tidak menyangkal dengan apa yang diutarakan dalam ilmu biologi bahwa makanan memungkinkan bisa mengubah ukuran bagian-bagian tubuh tertentu pada manusia, tetapi Shaldon berkeyakinan hal itu pengaruhnya sangat kecil terhadap ukuran kepala, struktur tulang-tulang wajah, leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan bagian –bagian yang tidak menimbun lemak.
      Pada perkembangannya Shladon memperbaharui pernyataannya bahwa ia mengakui somatotip bersifat konsisten lintas waktu, kecuali terdapat perubahan subtansial oleh adanya makanan dan perubahan kesehatan fisik seseorang. Denagn demikian somatotip merupakan jalur yangmana orgasme menjalani hidup pada kondisi makanan yang sifatnya standar dan kondisi adanya suatu penyakit yang mengganggu.
      Somatotip yang ideal menurut Shaldon dapat diperoleh jika dilengkapi dengan sejarah masa lalu orang tersebut. Pengukuran somatotip yang terbaik dilakukan sesudah kematangan fisik tercapai, yaitu sekitar umur 30 tahun, meskipun demikian pegukuran sel-sel otot pada seseorang yang baru lahir dan anak yang berumur 6 tahun dapat memberikan pengukuran yang akurat.
3.      Dinamika Kepribadian Individu
a.       Dimensi Tempramen
                  Terdapat tiga komponen yaitu:
                  -Viskerotonia
                  -Somatotonia
                  -Serebrotonia
b.      Hubungan antara komponen jasmani dengan tempramen
Dari hasil analisis rasional yang dilakukan oleh Shaldon telah ditemukan korelasi antara morfologi dengan tempramen dengan alasan-alasan yang sifatnya lain, seperti yang dituliskan oleh Alwisol berikut ini:
1.      Penguatan (Reinforcement)
2.      Stereoip
3.      Pengasuhan
4.      Genetik
c.       Hubungan Somatip dengan Delinkuensi dan Psikiatri
                  Delinkuen cenderung mesomorfik dan memperoleh nilai       tinggi, hal ini dikarenakan ceklis tingkah laku psikotik, yaitu           berperilaku seperti penderita afektif manis depresif. Penyebabnya       adalah kekurangan komponen heboid yang membuat dorongan imp lusif kacau disebabkan terjadi kerusakan komponen cerebrotonia           dan      paranoid pada individu.
d.      Penerapan Teori Shaldon pada Individu
1.      Penerapan untuk mendidik anak-anak
2.      Psikoterapi
e.       Respon Terhadap Teori Tipologi Shaldon
      Terlepas dari kebenaran yang dilakukanoleh Shaldon,para pakar sepakat Shaldon telah mengingatkan kepada semua pakar psikologi terutama yang berurusan dengan tingkah laku manusia. Manusia adalah makhluk yang memiliki tubuh dan tuunhya tersebut sangat memungkinkan memberikan petunjuk tentang faktor-faktor yang melatarbelakanginya dan dalam upaya memahami tingkah laku manusia. [6]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Menurut Hipocrates sifat atau watak individu merupakan perwujudan dari sifat unsur yang paling dominan dalam dirinya, dicontohkan oleh Hipocrates seseorang memiliki unsur “darah” yang paling dominan dibandingkan dengan dengan unsur yang lain, orang tersebut memiliki watak cepat, periang, dan tidak stabil. Orang dengan tipe seperti ini oleh Hipocrates dinamai  sanguinis. Sedangkan individu yang bersifat mudah marah disebut tipe korelis karena adanya unsur yang paling dominan dalam dirinya dalah empedu kuning. Sementara orang dengan tipe melankolis memiliki sifat pesimis dan pemurung, hal ini dikarenakan dalam dirinya di dominasi oleh empedu hitam. Orang yang memiliki karakter lamban dan tidak mudah bergerak di sebut flegmatis karena unsur yang mendominasi adalah lendir.
            Menurut Gall terbentuknya kepribadian seseorang dapat ditelusuri dari  perkembangan tengkorak dengan segala isi yang ada di dalamnya termasuk otak. Ahli tersebut meyakini dengan melakukan pengukuran terhadap permukaan dan mempelajari keanehan bentuk tengkorak, orang akan dapat menemukan perkembangan bagian tertentu dari otak. Dari studi ini dapat disimpulkan potensi, sikap, kecerdasan, karakter yang menonjol pada diri pemilik otak yang bersangkutan.
            Sigaud menyusun teorinya berdasarkan empat macam fungsi tubuh yaitu, motori, pernafasan, pencernaan, dan susunan saraf sentral.
            Kretschmer menyusun tipologinya berdasarkan pada konstitusi fisis dan psikis.
            William H. Shaldon mengemukakan penelitian yang dilakukanya tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia sebagai psikologi statis atau morfologi, hal itu merupakan bentuk keseimbangan alamiah antara komponen-komponen bentuk dan struktur manusia.

B.     Saran
            Demikianlah makalah ini yang kami buat, namun kami merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami menginginkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diinginkan.



























DAFTAR RUJUKAN
Prawira, Atmaja Purwa. Psikologi Kepribadian Dengan Persepektif Baru. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. 2013.
Sujanto, Agus. Dkk. Psikologi Kepribadian. Jakarta: KDT. 201.  
Yusuf , Syamsu dan Juantika Nurihsan. Teori kepribadian. Bandung: PT.ROSDA KARYA. 2007.


[1] Syamsu Yusuf dan Juantika Nurihsan, Teori kepribadian, (Bandung: PT.ROSDA KARYA,2007), hlm. 1
[2] Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Kepribadian Dengan Persepektif Baru, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013), hlm. 102-103.
[3]  Purwa Atmaja Prawira, Ibid. hlm. 106-107.
[4] Agus Sujanto dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: KDT,2014), hlm. 76.
[5] Purwa Atmaja Prawira, Ibid. hlm.108-110.
[6] Purwa Atmaja Prawira, Ibid. hlm.111-131.

No comments:

Post a Comment