BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian merupakan salah satu
kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian-kajian, atau hasil
temuan hasil praktik penanganan kasus para ahli. Objek kajian kepribadian
adadlah human behavior, perilakumanusia, yang pembahasannya terkait
dengan apa, mengapa, dan bagaimanan perilaku tersebut.
Hasil dan temuan para ahli ternyata
beragam, sehingga melahirkan teori-teori yang beragam pula. Adanya keragaman
tersebut sangat dipengaruhi oleh aspek personal (refleksi pribadi), kehidupan
beragama, lingkungan sosial budaya, dan filsafat yang dianut oleh tersebut.
Pembahasan tentang kepribadian atau
tipologi manusia berdasarkan konstitusi akandi bahas dalam makalah ini secara
terbuka dan jelas. [1]
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tipologi
Manusia Menurut Hipocrates Galenus
Tipologi ini dikenal dengan sebutan
tipologi Hipocrates Galenus karena merupakan pendapat kedua tokoh tersebut,
yaitu Hipocrates Galenus. Hipocrates merupakan seorang filsuf yang hidup pada
masa Yunani Kuno, sedangkan Galenus merupakan orang yang meneruskan pendapat
Hipocrates seinggapendapat keduatokoh itu kemudian digabung menjadi digabung
menjadi tipologi Hipocrates Galenus.
Hipocrates berpendapat bahwa di
dalam tubuh manusia terdapat empat zat cair dengan sifat-sifatnya yang
berlainan, yaitu darah yang bersifat panas, lendir bersifat dingin, empedu
hitam bersifat basah, dan empedu kuning bersifat kering. Hipocrates dalam
mengeluarkan pendapatnya terinspirasi daripendapat filsuf sebelumnya
yangbernama Empedocles.
Menurut Hipocrates sifat atau watak
individu merupakan perwujudan dari sifat unsur yang paling dominan dalam
dirinya, dicontohkan oleh Hipocrates seseorang memiliki unsur “darah” yang paling
dominan dibandingkan dengan dengan unsur yang lain, orang tersebut memiliki
watak cepat, periang, dan tidak stabil. Orang dengan tipe seperti ini oleh
Hipocrates dinamai sanguinis.
Sedangkan individu yang bersifat mudah marah disebut tipe korelis karena
adanya unsur yang paling dominan dalam dirinya dalah empedu kuning. Sementara
orang dengan tipe melankolis memiliki sifat pesimis dan pemurung, hal
ini dikarenakan dalam dirinya di dominasi oleh empedu hitam. Orang yang
memiliki karakter lamban dan tidak mudah bergerak di sebut flegmatis
karena unsur yang mendominasi adalah lendir. Guna memperjelas hal tersebut perhatikan
tabel berikut.
Tipe
manusia
|
Karakteristik
|
Penyebab
dominan
|
Sanguinis
|
Ekspansif,
lincah, cepat, periang, mudah tersenyum, optimis, dan tidak stabil.
|
Darah
|
Koleris
|
Garang,
mudah marah, mudah tersinggung, serius, pendendam.
|
Empedu
kuning
|
Flegmatis
|
Lamban,
sadar, plastis, tenang, dingin, tidak mudah bergerak, tidak mudah
terpengaruh.
|
Lendir
|
Melankolis
|
Pesimistis,
pemurung, kaku, penakut.
|
Empedu
hitam
|
Pendapat
kedua tokoh tersebut membuka jalan para ahli untuk melakukan penyelidikan yang
lebih mendalam tentang endocrine-tipe yaitu tipe-tipe manusia
berdasarkan kelenjar-kelenjar dalam tubuh manusia. [2]
B. Tipologi
Manusia Menurut Franz Joseph Gall
Hal yang mendasari gagasan Gall
adalah otak merupakan organ untuk berpikir. Pikiran merupakan kumpulan berbagai
unsur kemampuan atau potensi bawaan. Potensi dalam otak menempati bagian-bagian
tertentu. Hal itu dapat terjadi karena otak bukan merupakan organ tunggal,
melainkan kumpulan dari organ-organ yang masing-masing dihuni oleh potensi atau
kemampuan tertentu.
Ukuran organ dalam otak menentukan
kekuatan potensi yang menempatinya. Bentuk otak ditentukan oleh perkembangan
berbagai organ yang ada dalam otak tersebut. Tengkorak terbentuk mengikuti
bentuk otak sehingga dataran otak dapat dibaca sebagai indeks sikap dan
kecenderungan psikologi yang akurat.
Menurut Gall terbentuknya kepribadian
seseorang dapat ditelusuri dari
perkembangan tengkorak dengan segala isi yang ada di dalamnya termasuk
otak. Ahli tersebut meyakini dengan melakukan pengukuran terhadap permukaan dan
mempelajari keanehan bentuk tengkorak, orang akan dapat menemukan perkembangan
bagian tertentu dari otak. Dari studi ini dapat disimpulkan potensi, sikap,
kecerdasan, karakter yang menonjol pada diri pemilik otak yang bersangkutan.[3]
C. Tipologi
Manusia Menurut Sigaud
Sigaud menyusun teorinya berdasarkan
empat macam fungsi tubuh yaitu, motorik, pernafasan, pencernaan, dan susunan
saraf sentral. Fungsi fisiologis manakah yang terkuat pada seseorang disitulah
orang itu di golongkan, karena itu Sigaud juga menggolongkan manusia
berdasarkan empat golongan.
1. Orang
yang kuat fungsi motoriknya termasuk orang yang muskuler, dengan ciri-ciri
anggota badannya serba panjang berspir dan bersudut.
2. Orang
yang kuat pernafasanya termasuk tipe respitatoris dengan ciri-ciri bentuk
dadanya membusung, wajahnya lebar.
3. Orang
yang kuat pencernaannya termasuk tipe yang digestif dengan ciri-ciri perutnya
besar, pinggangnya lebar.
4. Orang
yang kuat susunan syaraf sentralnya termasuk tipe serebral dengan ciri-ciri
langsing, tulang tengkorak bagian atas besar.[4]
D. Tipologi
Manusia Menurut Kretschmer
Kretschmer menyusun tipologinya
berdasarkan pada konstitusi fisis dan psikis. Berdasarkan konstitusi fisis
manusia dibagi ke dalam empat tipe:
1. Tipe
piknis atau pyknoid dengan ciri-ciri dan bentuk badan
berperawakan gemuk, serba bulat, serba penddek, perut genduk, wajah bundar, badan
berlemak, dada berisi, memiliki sifat humor yang tinggi, gembira, dan optimis.
2. Tipe
asthenis dengan ciri-ciri dan bentuk badan berperawakan kurus, dada
rata, kepala kecil, wajah sempit, anggota badan serba panjang, langsing,
biasanya wataknya pemurung, kaku dalam pergaulan,dan mudah tersinggung.
3. Tipe
atletis dengan ciri-ciri campuran antara piknis dan asthenis.
Bentuk tubuh atlet, realistis, memiliki watak ingin berkuasa, supel
dalampergaulan dan ekstrovet.
4. Tipe
desplatis atau hypoplastic
dengan ciri-ciri dan bentuk badan berperawakan bentuk badan besar, tinggi
sekaliatau pendek sekali, tipe seperti ini selamanya memiliki perasaan
inferioritas.
Sedangkan tipe manusia berdasarkan konstitusi psikis terbagi
kedalam dua tipe:
1.
Tipe schizothym sifat-sifat yang
menonjol yaitu, sukar bergaul, tidak banyak teman, dan egoistis.
2.
Tipe clycothym sifat-sifat yang
menonjol ialah selalu berlawanan dengan manusia tipe schizothym.
Menurut Kretschmer hubungan pasti kedua macam tipologi yang
telah disusunnya itu terjadi antara jasmani dan rohani, menurutnya manusia
merupakan makhluk monodualis psikhofisis yang pada dasarnya
merupakan hakikat kehidupan manusia. Hubungan yang terjadi antara kedua tipe
manusia tersebut hanya berlaku bagi orang yang telah berumur empat puluh tahun,
karena pada masa ini orang tidak lagi mengalami perkembangan dan pertumbuhan
badan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kretschmer,
dari ke empat tipe manusia tersebut mengalami psychose persentasenya
adalah:
-tipe pyknoid
12,8% schizophrenia.
-tipe
leptosome 66% schizophrenia.
-tipe
atletic 66% schizophrenia.
-tipe
dypplastic 11,35% schizophrenia.
Ke empat tipe tersebut
merupakan jenis penyakit jiwa yang berbahaya.[5]
E. Tipologi
Manusia Menurut William H. Shaldon
William H. Shaldon mengemukakan penelitian
yang dilakukanya tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia sebagai psikologi
statis atau morfologi, hal itu merupakan bentuk keseimbangan alamiah antara
komponen-komponen bentuk dan struktur manusia. Menurut Shaldon pemahaman
mengenai konstruksi atau susunan tubuh manusia dapat dipakai sebagai jalan
untuk memahami dinamika manusia seperti kegiatan bergerak, berpikir, merasa,
dan bertingkah laku. Tipologi ini menilai bahwa struktur jasmani manusia
merupakan hal utama yang berpengaruh terhadap pribadi seseorang.
Faktor genetis dan biologis
memainkan peranan yang penting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Saldon
menyebutkan bahwa struktur biologis tersebut sebagai morfogenotipe (morphogenotype).
Morfogenotipe berperran penting dalam pembentukan kepribadian dan
perkembangan fisik, tetapi juga dalam pembentukan keribadian atau tingkah laku.
Shaldon mengukur morphogenotype dengan cara menyusun somatotype
yaitu suatu engukuran tubuh-fenotip dengan menyimpulkan nilai-nilai umum dari
berbagai sifat fisik hasil pengukuran fenotip.
Kata morphogenotype berasal
dari kata morfologi dan genotip yang artinya struktur, konstruk,
dan susunan tubuh manusia yang ditentukan oleh keturunan. Genotip sejak
dalam kandungan terus menerus berinteraksi dengan lingkungan, membentuk
struktur, konstruk, dan susunan tubuh
yang daat diamati dan hal ni di namakan fenotip. Teori Shaldon ini daat
dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Struktur
Fisis Penentu Kepribadian
Dalam hal ini Shaldon menentukan ukuran
jumlah jasmaniah dari seseorang dalam kinerja ilmiah yang di tekuninya, ia
berkeinginan bisa mendapatkan biological identification tag. Shaldon
berusaha mengukur morhogenotype walau secara tidak langsung dan yang utama
bersandar pada phaenotype. Komponen penting yang berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadian menurut Shaldon dibagi menjadi dua yaitu sebagai
berikut.
a. Komponen
Jasmani Primer
-Manusia tipe endomorpe
-Manusia tipe mesomorph
-Manusia tipe ectomorph
b. Komponen Jasmani Sekunder
-Diplasia
-Gynandromorphy
-Aspek texture
2. Analisis
Kepribadian Menurut Shaldon
Pada mulanya Shaldon mengatakan bahwa somatotip bersifat
tetap atau konstan, akan tetapi ia tidak menyangkal dengan apa yang diutarakan
dalam ilmu biologi bahwa makanan memungkinkan bisa mengubah ukuran
bagian-bagian tubuh tertentu pada manusia, tetapi Shaldon berkeyakinan hal itu
pengaruhnya sangat kecil terhadap ukuran kepala, struktur tulang-tulang wajah,
leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan bagian –bagian yang tidak
menimbun lemak.
Pada perkembangannya Shladon memperbaharui pernyataannya bahwa
ia mengakui somatotip bersifat konsisten lintas waktu, kecuali terdapat
perubahan subtansial oleh adanya makanan dan perubahan kesehatan fisik
seseorang. Denagn demikian somatotip merupakan jalur yangmana orgasme
menjalani hidup pada kondisi makanan yang sifatnya standar dan kondisi adanya
suatu penyakit yang mengganggu.
Somatotip yang ideal menurut Shaldon dapat diperoleh
jika dilengkapi dengan sejarah masa lalu orang tersebut. Pengukuran somatotip
yang terbaik dilakukan sesudah kematangan fisik tercapai, yaitu sekitar umur 30
tahun, meskipun demikian pegukuran sel-sel otot pada seseorang yang baru lahir
dan anak yang berumur 6 tahun dapat memberikan pengukuran yang akurat.
3. Dinamika
Kepribadian Individu
a. Dimensi
Tempramen
Terdapat tiga komponen yaitu:
-Viskerotonia
-Somatotonia
-Serebrotonia
b. Hubungan
antara komponen jasmani dengan tempramen
Dari hasil analisis
rasional yang dilakukan oleh Shaldon telah ditemukan korelasi antara morfologi
dengan tempramen dengan alasan-alasan yang sifatnya lain, seperti yang
dituliskan oleh Alwisol berikut ini:
1. Penguatan
(Reinforcement)
2. Stereoip
3. Pengasuhan
4. Genetik
c. Hubungan
Somatip dengan Delinkuensi dan Psikiatri
Delinkuen
cenderung mesomorfik dan memperoleh nilai tinggi,
hal ini dikarenakan ceklis tingkah laku psikotik, yaitu berperilaku seperti penderita afektif manis depresif.
Penyebabnya adalah kekurangan
komponen heboid yang membuat dorongan imp lusif kacau disebabkan terjadi kerusakan komponen cerebrotonia
dan paranoid pada individu.
d. Penerapan
Teori Shaldon pada Individu
1. Penerapan
untuk mendidik anak-anak
2. Psikoterapi
e. Respon
Terhadap Teori Tipologi Shaldon
Terlepas dari kebenaran yang dilakukanoleh Shaldon,para pakar
sepakat Shaldon telah mengingatkan kepada semua pakar psikologi terutama yang
berurusan dengan tingkah laku manusia. Manusia adalah makhluk yang memiliki
tubuh dan tuunhya tersebut sangat memungkinkan memberikan petunjuk tentang
faktor-faktor yang melatarbelakanginya dan dalam upaya memahami tingkah laku
manusia. [6]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Hipocrates sifat atau watak
individu merupakan perwujudan dari sifat unsur yang paling dominan dalam
dirinya, dicontohkan oleh Hipocrates seseorang memiliki unsur “darah” yang
paling dominan dibandingkan dengan dengan unsur yang lain, orang tersebut
memiliki watak cepat, periang, dan tidak stabil. Orang dengan tipe seperti ini
oleh Hipocrates dinamai sanguinis.
Sedangkan individu yang bersifat mudah marah disebut tipe korelis karena
adanya unsur yang paling dominan dalam dirinya dalah empedu kuning. Sementara
orang dengan tipe melankolis memiliki sifat pesimis dan pemurung, hal
ini dikarenakan dalam dirinya di dominasi oleh empedu hitam. Orang yang
memiliki karakter lamban dan tidak mudah bergerak di sebut flegmatis
karena unsur yang mendominasi adalah lendir.
Menurut Gall terbentuknya
kepribadian seseorang dapat ditelusuri dari
perkembangan tengkorak dengan segala isi yang ada di dalamnya termasuk
otak. Ahli tersebut meyakini dengan melakukan pengukuran terhadap permukaan dan
mempelajari keanehan bentuk tengkorak, orang akan dapat menemukan perkembangan
bagian tertentu dari otak. Dari studi ini dapat disimpulkan potensi, sikap,
kecerdasan, karakter yang menonjol pada diri pemilik otak yang bersangkutan.
Sigaud menyusun teorinya berdasarkan
empat macam fungsi tubuh yaitu, motori, pernafasan, pencernaan, dan susunan
saraf sentral.
Kretschmer menyusun tipologinya
berdasarkan pada konstitusi fisis dan psikis.
William H. Shaldon mengemukakan
penelitian yang dilakukanya tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia sebagai
psikologi statis atau morfologi, hal itu merupakan bentuk keseimbangan alamiah
antara komponen-komponen bentuk dan struktur manusia.
B. Saran
Demikianlah
makalah ini yang kami buat, namun kami merasa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami menginginkan kritik dan saran agar makalah ini
menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diinginkan.
DAFTAR RUJUKAN
Prawira, Atmaja Purwa. Psikologi Kepribadian Dengan Persepektif
Baru. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. 2013.
Sujanto, Agus. Dkk. Psikologi Kepribadian. Jakarta: KDT.
201.
Yusuf
, Syamsu dan Juantika Nurihsan. Teori kepribadian. Bandung: PT.ROSDA
KARYA. 2007.